Sabtu, 24 Oktober 2009

Wawako Janji Tindak PNS yang Tidak Disiplin

Inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan Wakil Walikota (Wawako) Subulussalam H Affan Alfian Bintang SE, Senin (28/9) lalu memastikan akan menindak para pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak displin melaksanakan tugas.


Affan didampingi Drs Mahyuddin Latief M Hum staf ahli bidang hukum dan politik, Teuku Abdul Hamid SH kepala Inspektorat, Ibnu Hajar SSos kabag Kepegawaian, Asmardin SH kabag Hukum dan sejumlah staf yang dikawal sejumlah personel Satpol PP dan Plt Kakan Kesbang Linmas dan Satpol PP Sahidin B SH.


Wawako mengingatkan kepada para PNS, khususnya kepada para pimpinan SKPD, Sekretaris dan para Kabid agar memberikan contoh yang terbaik kepada para bawahan, seperti tertib masuk, istirahat dan pulang kantor sesuai jadwal kerja yang sudah ditentukan.


"Saya tegaskan kepada Kepala Dinas, Sekretaris dan para Kabid agar benar-benar menjalankan tugas dan fungsi sebagai pimpinan dan PNS mampu memberikan contoh terbaik kepada para staf," tandas Affan.


Bentuk tindakan itu berupa memotong tunjangan yang bersangkutan, menunda SK 100 persen, dan memberhentikan pegawai tidak tetap (PTT). "Tiga hari PNS, CPNS dan PTT atau honorer berturut-turut tidak hadir tanpa izin, akan dipotong tunjangannya, diperlambat SK 100 persennya dan diberhentikan dari PTT atau honorer," tegas Affan.


Makanya Wawako minta kepada Kepala Inspektorat mencatat dan merealisasikan jika ditemukan pelanggaran itu.


"Ini bukan sekadar gertakan atau menakut-nakuti, tetapi kita serius dalam rangka membangun Kota Subulussalam yang lebih baik," imbuhnya.


Pantauan wartawan, Wawako tampak sedikit emosional ketika melihat beberapa pimpinan SKPD antara lain Kadis PU Ir Irwan MT, Kadis Dukcapil Dra Rahmiati yang terlambat masuk kantor.


Sidak ini diawali dari Kantor Dinas Kesehatan dan Sosial (Dikessos), dilanjutkan ke Dinas PU, Setwan, Disbunhut, Disperindagkop dan UKM, Kantor Lingkungan Hidup, Disduk dan Capil, Disnakertrans, Dinas Pertanian, Penyuluhan dan Ketahanan Pangan, Dishubparkominfo, PPKAD, Kantor PMD dan berakhir di Dinas Syariat Islam.


Dari sidak yang dilakukan ini, rata-rata hanya 70 persen saja kehadiran para PNS, CPNS dan PTT maupun honorer.



Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Rincian Formasi CPNS di Subulusalam belum Jelas!!!!!

SUBULUSSALAM - Pemerintah Kota Subulussalam tahun ini bakal menerima calon pegawai negeri sipil (CPNS) sebanyak 581 orang. Meski untuk jumlah sudah ada, tetapi rincian per jurusan yang ditampung belum diketahui. Mustoliq, pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Subulussalam kepada Serambi, Jumat mengatakan, pihaknya belum mendapatkan kepastian dari Menpan terkait pembagian untuk seluruh formasi yang dibutuhkan terutama untuk tenaga kesehatan, Pendidik dan tenaga teknis.

Pun demikian, Mengenai pelaksanaan tahapan rekrutmen, Mustoliq belum berani memastikan. Masalahnya, pihak BKD belum mendapat konfirmasi. “Sampai kemarin belum ada informasi secara detail, mungkin dalam beberapa hari mendatang,” kata Mustoliq Sementara itu, tidak diakomodirnya lulusan SMA untuk ikut dalam tes CPNS tahun 2009 membuat sejumlah warga kecewa. Pasalnya, beberapa bulan lalu sempat berhembus kabar lulusan SMA bakal diterima di CPNS 2009 ini. Warga pun berharap agar kedepan pemerintah membuka peluang bagi lulusan SMA untuk menjadi PNS.”Saya pikir benar ada penerimaan untuk lulusan SMA,” kata Azmi, salah seorang mahasiswa

Di sisi lain, jelang penerimaan CPNS tahun 2009, isu calo mulai dibicarakan kalangan masyarakat. Pemerintah dan pihak penegak hukum diminta dapat mengawasi dan penindak tegas para oknum yang mengatasnamakan pejabat guna meloloskan para pelamar CPNS pada seleksi nanti.”Tapi masyarakat juga jangan mudah percaya, karena kuncinya juga ada pada masyarakat, jangan sampai masyarakat sendiri yang mencari calo,” imbau Wildan Sastra, seorang pegiat LSM di Subulussalam.(kh)

Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Wakil Walikota Subulussalam : Potong Tunjangan PNS Bolos!!!!

Para pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemko Subulussalam yang bolos alias mangkir tanpa keterangan jelas terancam dipotong tunjangannya (TC). Sedangkan bagi CPNS ditunda pengangkatannya dan PTT akan diberhentikan. Penegasan itu disampaikan Wakil Walikota (Wawalko) Subulussalam, H Affan Alfian Bintang SE saat melakukan inspeksi mendadak (sidak), Senin (28/9) kemarin ke sujumlah instansi.

Sidak yang dilakukan sekitar pukul 08.05 WIB kemarin untuk melihat para pegawai di daerah ini dalam melaksanakan tugas. Namun, dari pantauan yang dilakukan ke instansi-instansi tersebut, ternyata masih banyak PNS di daerah itu yang mangkir tanpa keterangan jelas. Misalnya, dari inspeksi yang dilakukan di Dinas Kesehatan dan Sosial, dari 60 pegawai di sana hanya tujuh orang yang hadir. Kondisi ini membuat Wawalko Affan Bintang marah seraya menegur keras kepala dinas terkait.

“Jangan main-main lah, kita sudah beri toleransi enam bulan tapi masih juga belum disiplin,” kata Affan. Hal serupa juga terjadi di Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Bahkan kepala dinas sempat terlambat datang beberapa menit. Menurut Affan, sudah beberapa kali sidak ke kantor tersebut namun tetap tak ada perubahan. Affan juga memerintahkan kadis dan kabid untuk memberikan arahan pada bawahan.

“Perlu saya ingatkan siapa pun yang mangkir dalam bertugas akan ditindak, yang PNS tunjangannya akan dipotong lima puluh persen. Tapi kepala dinas juga harus bisa memberi contoh, kalau kadis saja tidak disiplin bagaimana dengan staf,” ujar Affan. Affan mengatakan teguran tersebut merupakan peringatan keras dan bila diulangi, maka pejabat dan PNS yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas akan diberikan teguran secara administratif karena persoalan ini telah berlangsung berulang-ulang dan tidak bisa dibiarkan. Ditegaskan, kemalasan dan ketidakdisiplinan PNS maupun pejabat di lingkungan Pemko Subulussalam sudah tidak bisa ditoleril karena telah diingatkan sejak enam bulan yang lalu. “Terus terang saya kecewa,” katanya

Affan sempat marah ketika melakukan sidak di Kantor Syariat Islam karena ada pegawai yang sudah menandatangani absen pulang sejak pagi hari. Padahal berkas itu seharusnya diisi pada sore hari saat jam pulang kantor. Kejadian serupa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, malah kepala dinasnya juga sempat terlambat masuk beberapa menit. Affan mengingatkan agar sang kadis dan kabid di kantor itu mampu memberi contoh kepada staf dan bawahan. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Wakil Walikota mengingatkan kepala dinas tidak boleh lembek alias loyo.

Affan pun merasa senang saat melihat keadaan pegawai di Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD). Sebab jumlah kehadiran PNS-nya mencapai 100 persen termasuk para PTT. Disamping melihat kehadiran pegawainya melalui absensi, Affan juga berkesempatan memberikan arahan yang menekankan perlunya disiplin dalam meberikan pelayanan kepada masyarakat. Abdul Latief, Staf ahli Sekdakot yang termasuk dalam tim Sidak, memperikirakan ada 30 persen PNS yang tidak masuk alias mangkir.

Bagi pegawai yang bolos, Wawalko Affan menegaskan nantinya akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan disiplin pegawai. Affan yang berang menegaskan bahwa sanksi akan diberikan pada para pelanggar itu yakni pemotongan tunjangan (TC) bagi PNS, penundaan kenaikan SK PNS seratus persen bagi CPNS dan akan diberhentikan bagi PTT yang melakukan pelanggaran berulang-ulang.

Sumber : Serambinews



Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Test CPNS Subulussalam : Permasalahan Calo dan Putra Daerah

Ratusan pendaftar CPNS, Senin (24/11), memadati Kantor Walikota Subulussalam. Mereka menyerahkan berkas surat lamaran menyusul dibukanya penerimaan pegawai di wilayah itu. Di sisi lain, disinyalir calo PNS yang mengaku bisa meluluskan peserta mulai memburu para pencari kerja.

Pantauan Serambi, kemarin, aktivitas di kantor walikota fokus menangani para pendaftar CPNS. Panitia membagi tempat pendaftaran disesuaikan formasi lowongan yang tersedia. Para pelamar bukan hanya berasal dari Subulussalam atau Aceh Singkil, tetapi dari Aceh Selatan, Abdya, Aceh Tenggara dan Gayo Lues, melamar. Malah sejumlah warga Sumatera Utara seperti, Dairi, Pakpak Bharat dan Tanah Karo adu nasib dan mengisi jatah 401 CPNS di Pemko Subulussalam. Sejumlah kalangan berharap, pelaksanaan tes CPNSD di daerah ini bisa berjalan secara baik tanpa unsur permainan.

Utamakan Putra Daerah

Proses rekruitmen CPNS saat ini mulai dikhawatirkan akan dimanfaatkan calo yang menyatakan sanggup meloloskan pelamar dengan syarat memberikan uang.

Seorang warga Subulussalam, Safran, mengatakan adiknya nyaris tertipu seorang calo yang mengiming-imingi dapat meluluskan menjadi PNS. Calo meyakinkan calon korban dan mengaku dekat dengan pejabat di Pemko Subulussalam. Demi kepentingan ini pelaku menyatakan siap memberikan nomor rekening khusus. Tapi, adiknya beruntung bisa menggagalkan upaya percaloan tersebut.

Perekrutan CPNS tanpa unsur KKN disuarakan anggota DPRA, H Muslim Ayub. Anggota dewan asal Subulussalam ini menilai, penerimaan CPNS rawan manipulasi, korupsi, pungli dan nepotisme. Malah, rumor yang berkembang bagi yang ingin lulus diminta uang yang berkisar antara Rp 60-100 juta perorang. Sinyalemen ini harus menjadi perhatian gubernur dan bila perlu pemeriksaan jawaban ujian dilakukan secara silang antar kabupaten dan kota. Begitupun kalau ada penyelenggara yang kedapatan menerima imbalan, maka oknum bersangkutan supaya diberhentikan secara tidak hormat.

Muslim Ayub menyarankan, dalam penerimaan CPNS, utamakan putra deaerah setempat. Alasannya selama ini CPNS luar daerah yang lulus baru dua tahun bertugas minta pindah ke lokasi lain. Upaya ini dilakukan melalui tangan koneksi dan kalau ini terus terjadi maka kapanpun kesinambungan PNS tidak pernah tercapai.

Kutipan : www.serambinews.com



Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Giliran Mahasiswa Sorot Kadis Berkinerja Buruk

9 September 2009, 09:54 Pemilu 2009 Administrator

SUBULUSSALAM - Kalangan mahasiswa asal Kota Subulussalam menyorot kinerja para kepala dinas yang berkinerja buruk. Walikota diminta bersikap tegas serta mengganti para kepala dinas yang tidak mampu agar tidak berlarut-larut. “Kalau tidak sanggup, harus segera diganti. Jangan dibiarkan berlarut-larut,” kata Ardhianto, ketua Himpunan Pelajar Perantauan Syekh Hamzah Fansury (HPP-SHaF) dalam siaran pers yang dikirim kepada Serambi, Senin (7/9) lalu.

Menurut Ardhianto, HPP SHaF selalu memantau perkembangan Pemko Subulussalam termasuk kebijakan yang telah diambil kepala daerah. Hal ini sebagai pengontrol jalannya roda pemerintahan demi kemajuan daerah. Karenanya, mahasiswa mengaku kecewa dengan kinerja para kepala dinas di Subulussalam. Seperti halnya Dinas Pertanian, Penyuluh dan Tanaman Pangan serta Dinas Perkebunan dan Kehutanan Subulussalam. “Sepanjang pengamatan kami, kinerja kepala dinas itu mengecewakan,” tulis mereka seraya mengakui ada beberapa SKPD lainnya yang juga bobrok

Mahasiswa menilai, agenda mendesak pemerintah dalam masa kerja menjelang akhir tahun adalah memaksimalkan pelayanan pada masyarakat Subulussalam. Sebab, sukses tidaknya pekerjaan adalah melayani masyarakat, dengan melakukan percepatan pekerjaan dan melaksanakan peresapan anggaran tepat waktu.

Walikota didesak segera mencopot kepala SKPD yang berkinerja bobrok. Walikota diingatkan dalam menyusun kabinetnya harus mampu mensinkronisasikan dengan latar belakang pendidikan yang dikantongi seorang pejabat. Sehingga tidak ada pejabat yang menempati posisi yang tidak tepat. Sebab, lanjut mereka, jika tidak ada kesinkronan disiplin ilmu dengan jabatan yang diemban, dikuatir bakal mengganggu kinerja sang pejabat dan pada akhirnya berdampak buruk bagi dinas terkait.

Ditambahkan, apa yang sudah dilaksanakan pemerintah akan diuji oleh masyarakatnya. Karenanya, Walikota harus siap jika ternyata ke depan, kabinet baru yang dipimpinnya harus diganti karena kinerja yang tidak sesuai engan harapan masyarakat. Walikota pun diminta mengingatkan pejabat dikabinetnya agar tidak doyan keluar daerah dengan dalih mengusul program padahal hanya alasan untuk pulang kampung.”Ini karena kadisnya masih setengah hati membangun,” tambah mahasiswa

Mahasiswa mendukung kinerja sejumlah anggota dewan Subulussalam baru yang telah mampu menjalankan amanah yang diemban. Mereka berharap anggota dewan Subulussalam menjalankan fungsi kontrol dan tidak merasa gengsi turun ke tengah-tengah masyarakat guna melihat kondisi rakyatnya.(kh)

Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Walikota Didesak Evaluasi Kinerja Pejabat

SUBULUSSALAM – Walikota Subulussalam Merah Sakti, didesak segera mengevaluasi kinerja sejumlah pejabat yang disinyalir lemah dalam menjalankan tugas dan program di lapangan. Desakan disampaikan empat fraksi DPRK Subulussalam dalam rapat paripurna pengesahan lima qanun yang berlangsung, Selasa (21/7) di Gedung DPRK setempat.

Ketua Fraksi PKPI, Jamasa Cibro menilai, hingga kini masih banyak program yang dibuat tidak menyentuh rakyat kecil. Pasalnya, berbagai program hanya tertumpu di wilayah perkotaan sementara masih banyak daerah terpencil yang belum tersentuh pembangunan alias terisolasi seperti di Kecamatan Longkib. Dalam hal ini, Jamasa memberikan catatan khusus kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum agar segera melepaskan masyarakat Longkib dari keterisolasian.

Jamasa menyorot kinerja para kepala SKPD di Subulussalam yang dinilai lemah. “Saya minta kepada saudara Walikota agar lebih tegas bagi kepala SKPD maupun pejabat lainnya yang tidak mau membangun Subulussalam suruh pulang kampung saja,” tegas Jamasa seraya menambahkan penempatan pejabat sesuai kemampuan dan keahlian

Sorotan yang tak kalah kerasnya disampaikan Haji Sugito dari Fraksi Golkar. Sugito meminta Walikota untuk mengganti alias mencopot para kepala SKPD yang berkinerja buruk. Sugito juga mempertanyakan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota tahun 2008 yang sampai sekarang belum dilaksanakan. Masalah lain yang dipertanyakan menyangkut proyek tahun 2009 yang hingga kini belum dikerjakan.

Pada bagian lain, Sugito menyesalkan realiasasi proyek provinsi maupun dana Otonomi Khusus (Otsus) tahun 2008 di Subulussalam yang amburadul. Sebab, hingga kini proyek-proyek tersebut tidak jelas pelaksanaannya seperti jalan yang masih hancur dan berdebu. Senada dengan itu juga disampaikan Syarifuddin Padang dari Fraksi Bangkit Bersama. Menurut Syarifuddin, akibat terbengkalainya proyek pembangunan jalan dari Otsus tahun 2008, masyarakat terpaksa makan debu setiap hari sehingga menyebabkan penyakit batuk dan ISPA.

Sementara ketua Fraksi PKB, Anwar Rustam Bancin menekankan agar program pemerintah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran. Karena itu, Anwar yang kerap disapa Haji Toke meminta perhatian serius dari pemerintah terkait berbagai persoalan ekonomi yang kini sedang melanda masyarakat. “Saya ingin sampaikan kepada pemerintah terutama dinas terkait agar dapat mengoptimalkan program ekonomi kerakyatan,” harap Anwar

Menyahuti berbagai kritikan dan masukan dari kalangan anggota dewan, Walikota Subulussalam Merah Sakti menyampaikan terima kasih. Sakti mengakui masih banyak kekurangan di dalam pemerintahannya. Karena itu, Sakti menyatakan sepakat dengan masukan keempat fraksi terkait kinerja sejumlah SKPD yang masih buruk. “Saya tetap komit, mohon ini dicatat, bagi pejabat SKPD yang tidak mampu bekerja dengan baik kami siapkan materai 6000 untuk menyatakan mundur,” tegas Sakti

Sakti menambahkan, bukan saatnya lagi untuk berlihai-lihai dalam membangun Kota Subulussalam. Karenanya, Sakti menekankan kepada para pejabat terutama kepala SKPD agar turun ke lapangan, ke desa-desa untuk mengokomodir aspirasi masyarakat guna menentukan arah kebijakan. Sakti pun menyatakan apa yang disampaikan oleh anggota dewan terkait buruknya kinerja para SKPD bukan rumor namun realita. “Makanya, selepas pengesahan qanun ini, kami akan mengevaluasi siapa figur pejabat yang layak, kami terbuka kepada legeslatif untuk memberikan saran dalam perekrutan pejabat nantinya,” tandas Sakti

Secara terpisah sejumlah masyarakat meminta walikota segera mencopot pejabat yang berkinerja buruk. Pasalnya, selama ini disiplin PNS yang kerap disenandungkan oleh walikota dinilai tidak berjalan dengan baik. Bahkan dilaporkan, banyak pejabat yang bolos manakala walikota sedang berada di luar daerah. Selain itu, juga dilaporkan adanya kepala SKPD yang jarang masuk kantor. Hal ini diakui oleh Wakil Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang yang melakukan sidak beberapa waktu lalu.(kh)


Untuk Selanjutnya Klik di Sini

DPRK Subulussalam antara Harapan dan Kekhawatiran

GEDUNG DPR Kota Subulussalam, di gedung DPRK Jalan Pertemuan, Subulussalam Utara, yang dalam beberapa waktu terakhir lebih sering terlihat sepi, Selasa (18/8) kemarin, mendadak sibuk dengan aktivitas. Puluhan anggota dewan terpilih berbaur dengan para anggota dewan lama serta para pegawai Sekretariat Dewan.

Nyaris tidak ada yang peduli dengan hujan yang mengguyur di luar gedung. Para anggota dewan yang umumnya adalah muka baru ini, terlihat antusias mengikuti gladi bersih untuk persiapan proses pelantikan yang akan dilaksanakan, Rabu (19/8) hari ini. Mereka seakan tidak sabar menunggu hari yang akan sangat menentukan karir mereka untuk 5 tahun mendatang.

Sekretaris Dewan Subulussalam, Mahdi yang dikonfirmasi Serambi mengatakan, pelantikan anggota dewan Subulussalam sudah pasti dilakukan hari ini. “Sekarang sedang gladi resik untuk persiapan pelantikan besok,” terang Mahdi. Berbeda dengan suasana di gedung dewan yang semuanya tampak bahagia, masyarakat yang berada di luar gedung dewan seakan terpecah dalam dua pendapat, antara harapan dan kekhawatiran. Di tengah perdebatan tentang faktor pengalaman dan penguasaan masalah, warga Subulussalam menggantungkan harapan besar, para wakil rakyat tersebut dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dalam menentukan nasib rakyat.

Berbagai kekuatiran dan pertanyaan terus dikemukakan tidak hanya di warung-warung kopi dan tempat umum namun senada dengan itu juga terdengar di kantor-kantor dan instansi pemerintah. Ketua Lembaga Pemantau Kebijakan Publik untuk Rakyat (LP-KaPuR), Ir Hasby BM kepada Serambi, Selasa (18/8) mengatakan, DPR adalah lembaga yang berfungsi untuk legislator, pengesahan anggaran dan pengawasan. Karena itu, seorang anggota DPR mutlak harus memiliki kecakapan dan kemampuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyuara aspirasi rakyat.

“Kalau kemampuan seorang anggota dewan di bawah standar, misalnya di bawah kecakapan para kepala dinas, maka anggota dewan itu tak ubahnya seperti robot bernapas yang dikendalikan. Perlu diingat, jabatan DPR bukanlah sekedar ajang untuk memperoleh pekerjaan semata atau gengsi sebagai wakil rakyat,” ungkap Hasby.

Di tengah krisis kepercayaan terhadap anggota DPR, mulai dari daerah hingga pusat, karena terlibat berbagai kasus seperti korupsi, perselingkuhan, menampilkan gaya hidup mewah dan boros di tengah susahnya masyarakat mencari pekerjaan, Hasby menggantungkan harapan besar terhadap kiprah dan kinerja anggota DPRK Subulussalam yang baru. “Harapan kita, anggota DPRK Subulussalam yang baru ini, dapat merubah citra lembaga terhormat itu,” ujar Hasby.

Untuk mencapai hal itu, kata Hasby, para anggota DPRK Subulusalam ke depan, sepatutnya bertindak vokal, kreatif, idealis dan dinamis. Ada berbagai produk hukum menyangkut legislasi yang harus segera dilaksanakan oleh para wakil rakyat. Selain itu, masyarakat Subulussalam juga menuntut keseriusan wakilnya dalam bekerja dengan sesuai regulasi dan kebijakan dewan dengan memaksimalkan kinerjanya yang selama ini acap dipertanyakan publik.

Ia menambahkan, tindakan jalan-jalan dengan dalih studi banding ke luar daerah harus diminimalkan. Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan dalam pembahasan produk hukum yang menyangkut nasib dan pelayanan publik.

“Yang tak kalah pentingya, anggota dewan maupun pihak eksekutif harus segera melakukan pemetaan dan mengambil data-data potensi daerah, tanah, dan data lainnya. Pemetaan wilayah sangat penting untuk menentukan arah kebijakan. Pemeriksaan kultur tanah Subulussalam sangat penting dilakukan guna mengatahui komoditas apa yang tepat dikembangkan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata dia.

Hasby sendiri mengaku ragu bila melihat cara pandang, pola pikir, dan kemampuan sejumlah anggota dewan saat ini. Alasannya, menurut Hasby cukup sederhana, yakni kemampuan akademisi dan pengalaman di berbagai organisasi-organisasi yang dinilai kurang. Selain itu, lanjut Hasby, karena ada anggota dewan yang terpilih atas dorongan orang lain (keluarga-red) mencalonkan diri. “Ini jelas tujuannya untuk berkolusi dari proses anggaran, namun apa lacur semua sudah terjadi,” ujar Hasby seraya mengatakan sebagai solusi perlu dibentuk badan pemantau dan pengawasan kinerja dewan Kota Subulussalam ke depan.

Sementara itu, salah satu pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Subulussalam, Bambang Chairuddin berharap anggota dewan terpilih memiliki kecerdasan untuk memiliki daya tahan dalam menghadapi penderitaan setiap persoalan (adversity quotient). Hal ini sangat penting, kata Bambang mengingat Subulussalam baru seusia jagung, sehingga membutuhkan “tangan-tangan” terampil dalam menggerakkan arah kebijakan. “Saya cuma menaruh harapan agar mereka yang dilantik (DPRK-red) dapat menjalankan tugas dan fungsnya dengan baik,” ujar Bambang.(khalidin)

Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Kamis, 30 Juli 2009

Adakah Jejak Yahudi di Aceh?

Pernahkah kita mempertanyakan hal ini? Kalau belum silahkan pertanyakan segera! Atau pernahkah anda memperhatikan simbol-simbol bangunan, baju, topi, tas, film-film yang beredar ataupun bentuk bangunan-bangunan di Aceh, seperti hotel-hotel? Kalau belum, coba perhatikan. Dan… apa yang telah anda dapatkan?

Ternyata begitu banyak simbol-simbol ataupun gambar-gambar benda-benda diatas yang membentuk simbol-simbol Yahudi. Sebut saja logo Bintang David dan Mata Horus atau The All Seeing Eye. Sekurang-kurangnya ada dua gedung yang memakai simbol ini, yakni, Hermes Palace’s Hotel dan Aceh Eye Center. Dan pada produk pakaian yang beredar di Aceh antara lain pada produk ProShop, baik logonya yang bergambar kepala Setan (yang biasanya dijadikan simbol musik rock metal) maupun gambar-gambar grafisnya yang ada pada t-shirtnya maupun topinya. Gambar-gambar tengkorak organisasi ekslusif Kabbalah di Universitas Yale, Skull n Bones dengan sangat mudah kita dapatkan menempel di baju maupun tas kawula muda Aceh. Belum lagi simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing yang pernah membantu proses rehab-rekon pasca musibah internasional tsunami di Aceh tahun 2004 lalu.

Bahkan ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun menara-menara di depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri. Lantas untuk apa tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau kita perhatikan, tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak pernah. Seperti yang penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti yang penulis ketahui, simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di tengah-tengah atau di depan sebuah bangunan yang diagungkan (dihormati/dibanggakan) adalah kepercayaan Paganisme (penyembahan terhadap dewa-dewi). Amerika Serikat (AS) dan Vatikan contohnya. AS mendirikan Monumen Washington tepat di depan Gedung Putih, gedung pemerintahan AS atau disebut juga “Oval Office.” Sedangkan di Vatikan tepat di depan Gedung Khatolik Roma itu sendiri. Tiang maupun menara ini adalah pencitraan terhadap Phalus atau Obelisk, yang tak lain tak bukan adalah kelamin (maaf) pria, yang juga begitu diagungkan oleh ajaran ini.

Untuk logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita lihat pertamakali pada logo Uni Eropa, yakni lingkaran bintang pada organisasi tersebut yang sebenarnya adalah simbol cincin Saturnus, yakni dewa yang mereka agungkan. Pemasangan cincin ataupun tukar cincin pada prosesi pernikahan maupun pertunangan yang tak tertutup kemungkinan dilakukan di Aceh ini juga mengagungkan Saturnus. Lalu, logo UNDP. Perhatikan logo PBB di atas tulisan UNDP. Jika kita perhatikan ada 33 seksi pada bagian dalam logo PBB. 33 sendiri adalah angka yang paling disukai oleh organisasi Kabbalah, semacam Freemasonry. Logo Aceh Peace Resource Center (APRC) juga bersimbol cincin Saturnus.

Seorang teman pernah mengatakan apalah arti sebuah simbol sehingga harus kita, umat Islam, harus mempermasalahkannya. Menurutnya masih banyak hal lain yang mesti dikaji. Dari buku “54 Cara Hancurkan Israel” dijelaskan kalau ternyata peran simbol-simbol Zionis Israel ini juga penting bagi kelangsungan hidup negeri penjajah itu. Karena ini adalah salah satu bagian dari alat propaganda mereka. Singkatnya, dengan memakai simbol-simbol Zionis Israel tersebut baik pada tas, topi, pakaian, dan lain sebagainya, maka, kita secara tidak langsung telah mendukung eksistensi negara teroris itu di Palestina dan juga secara tidak langsung kita, umat Islam, telah menyiratkan rasa bangga memakai simbol-simbol negara teroris pembunuh bayi-bayi Palestina tersebut.

Apalagi selanjutnya?

Organisasi charitas Zionis Yahudi seperti Lion Club dan Rotary Club juga pernah “bergentayangan” di bumi Aceh. Dari beberapa literatur disebutkan bahwa kedua organisasi ini adalah milik Freemasonry.

Menurut almarhum ZA Maulani, yang sempat menjabat Kabakin Intelijen Indonesia ini, Rotary Club merupakan organisasi charitas ekslusif. “Disebut eksklusif, karena charter Rotary Club secara eksplisit membatasi jumlah anggotanya sesuai dengan jumlah bidang bisnis dan profesi yang ada pada masyarakat setempat. Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar.

Untuk film yang beredar di Aceh pun banyak yang memakai simbol-simbol Pagan ini di dalam filmya. Utamanya film-film kartun yang beredar di kios-kios VCD di Aceh. Lihat saja film kartun Death Note, yang bercerita tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world (tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai oleh Bush dan konco-konconya yang kini dilanjutkan oleh Obama dan organisasi Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme. Kemudian, film kartun Ragnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus bisa kita perhatikan pada brosnya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.

Film-film produksi Disney’s juga memakai simbol-simbol ajaran penyembah Lucifer ini pada setiap filmnya. Seperti diketahui, Disney’s sendiri adalah milik Zionis-Yahudi, yakni gembong para pengusung ideologi Pagan-Kabbalah. Walt Disney sendiri yakni pendiri Walt Disney’s Company adalah seorang Freemason derajat 33. Film-film produksi Disney’s ini sangat berbahaya di tonton oleh anak-anak karena mengajak mereka menyelesaikan setiap persoalan dengan sihir.

Salah satu majalah yang dikeluarkan oleh Disney’s adalah Witch Magazine. Majalah remaja yang mempunyai oplah yang cukup besar ini sekurang-kurangnya telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Untuk mengelabui pembacanya, Disney’s memberikan titik pada setiap hurufnya menjadi W.i.t.c.h. dan di setiap titiknya dimasukkan lima simbol Zionis-Yahudi, yakni Mata Horus, Segitiga Illuminati, Circle with a Dot (Lingkaran dengan titik ditengahnya, yakni melambangkan wanita), lalu simbol zodiak Pisces dan satunya lagi masih membingungkan penulis. Dan salah satu karakternya diceritakan berumur 13 tahun (sebuah angka yang menunjukkan ketigabelas suku bangsa Yahudi).

Simbol-simbol seperti ini juga muncul di drama anak—kalau tak salah penulis—di produksi oleh BBC, berjudul Teletubbies, yang juga sempat beredar di Aceh dalam bentuk VCD. Pada awal filmnya, coba perhatikan, pasti selalu diawali oleh terbitnya matahari berwajah bayi manusia. Matahari berwajah manusia ini adalah simbol Dewa Matahari bernama Ra, yang perayaan penyembahannya diadakan setiap tanggal 25 Januari. Setiap tokohnya sendiri juga memakai simbol-simbol ajaran pagan Yahudi ini diatas setiap kepala mereka. Sebut saja Tinki Winki yang memakai simbol piramida Illuminati yang terbalik, Dipsi memakai simbol kejantanan, yakni Phalus, Lala memakai simbol ikan Pisces dan Po memakai simbol kewanitaan, yakni Circle with a Dot. Logo Teletubbies adalah Mata Horus, yakni mata satu, matanya Lucifer (Dajjal) dan tulisan T-E-L-E-T-U-B-B-I-E-S sendiri berjumlah sebelas, salah satu angka favorit Kabbalah. Jika 11 dikali 2 maka akan diperoleh angka 22 dan jika dikali 3 akan diperoleh angka 33. Lagi-lagi angka favorit mereka! Jika kita jeli, maka simbol-simbol dan angka ajaran pagan Yahudi ini begitu banyak bertebaran di Bumi Seramoe Mekkah ini.

Meskipun di Aceh Majalah W.i.t.c.h. ini belum terbit, tapi ada satu produk majalah Disney’s yang terbit di Aceh yakni Album Donal Bebek yang diterbitkan oleh Kompas-Gramedia. Di album ini, ada satu kisah tentang seorang penyihir tua bernama Madam Mikmak yang selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan lingkungannya dengan sihir. Selain itu ada lagi satu karakter lainnya yang selalu disandingkan dengan Paman Gober. Yaitu Mimi Hitam. Dalam salah satu kisahnya, demi menghilangkan kutukan sial dari sebuah batu rubi, Donal mengontak Mimi Hitam untuk menghilangkan kutukan tersebut. Mimi Hitam sendiri adalah seorang dukun yang ingin memiliki koin keberuntungan milik Paman Gober. Perilaku ini lazim terjadi pada sebahagian masyarakat Indonesia yang percaya mitos dan pergi ke dukun untuk minta pertolongan keselamatan. Ini sungguh merusak aqidah!

Semoga saja masyarakat Aceh menyadari bahaya perusakan aqidah oleh Yahudi tersebut. Bagi yang ingin tahu lebih jelas lagi silahkan baca tulisan berjudul “Mickey Mouse Leading Kids to Hell” di situs Illuminati-news.com atau baca artikel berjudul “The Skill of Lying, the Art of Deceid: the Disney Bloodline” di situs Theforbiddenknowledge.com.

Kehadiran Yahudi di Aceh di mulai ketika kapal Vereenigde Oostindsche Company (VOC) merapat di dermaga Aceh. Setidaknya inilah sedikit keterangan yang bisa dijadikan patokan terhadap kehadiran mereka di Aceh. (Sebagai catatan, Indonesia memiliki untaian pulau kurang lebih dari 13000 pulau dan Indonesia memiliki 33 propinsi. Di dalam ajaran Pagan Yahudi, Kabbalah sendiri, angka 13 dan 33 memiliki arti yang sangat spesial).

Setelah menjejaki kakinya di Aceh, orang-orang Yahudi ini pun mulai mendirikan sebuah Lodge (Loji) Freemasonry bernama Loji Prins Frederick yang kini menjadi sebuah sekolah menengah atas SMAN 1 Banda Aceh. Menurut Dr Th Steven (1994), gedung loji Vritmeselarij itu telah digunakan sejak tahun 1878. Selain bukti kedatangan VOC di atas, bukti lain yang juga dapat menguatkan penelusuran ini adalah perkataan orangtua Aceh dulu, “Otakmu seperti Yahudi.” Bukti lainnya adalah adanya batu nisan yang ditulis dengan bahasa Ibrani dan gambar Bintang David, seperti simbol bendera Israel di batu nisan tersebut. Tabloid Kontras pernah dalam sebuah kesempatan menelusuri isu ini. Menurut informasi dari tabloid tersebut, lokasi batu nisan di atas dapat dilihat di dalam komplek pemakaman Belanda, Kerkouf.

Lantas adakah kota di Kutaraja ini yang dijadikan basis mereka? Untuk saat ini penulis masih belum banyak menemukan bukti mengenai hal itu. Tapi, ada satu daerah yang sempat dijadikan oleh orang Belanda sebagai perkebunannya. Daerah itu adalah Blower. Dahulu, masyarakat Aceh mengenalnya dengan nama Bulchover, yaitu nama pemilik perkebunan ini yang tak lain tak bukan adalah seorang berkebangsaan Belanda. Dan tak tertutup kemungkinan kalau Bulchover ini adalah beragama Yahudi. Lambat laun nama ini berubah menjadi Blower. Pemaparan lengkap tentang asal mula kota Blower ini silahkan baca di Tabloid Kontras bertema “Jejak Yahudi di Aceh.” Selain bukti-bukti di atas, adakah bukti-bukti lain?

Kantor Berita Antara pada tanggal 12 September 2007 lalu sempat menurunkan laporan tentang niat seorang pengusaha Yahudi bernama George Soros yang ingin berinvestasi di Aceh dengan menggarap 20000 hektar perkebunan kelapa sawit. Informasi ini sendiri berasal dari Gubernur Irwandi Yusuf yang saat itu berada di New York, Amerika Serikat (AS). Berita ini langsung ditanggapi oleh media massa di Aceh maupun Nasional. Namun, entah karena banyaknya penolakan dari masyarakat Indonesia, pialang Yahudi yang sempat membuat perekonomian negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia) ini menjadi morat-marit tertimpa krisis finansial pada 1997 inipun akhirnya membatalkan niatnya tersebut.

Di dalam pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf sendiri hadir orang Asing yang menjadi penasehatnya. Sebut saja LeRoy Hollenbeck. Pria asal Amerika Serikat (AS) ini telah lama hadir di dalam Pemerintahan Aceh, semenjak Pj Gubernur Azwar Abu Bakar. LeRoy awalnya bekerja di BRR NAD-Nias kemudian diperbantukan di Pemda Aceh (Modus Aceh, Februari 2008). Masih menurut sumber yang sama, LeRoy juga diduga agen intelijen AS, CIA (Central Intelijen Agency) untuk Aceh. Selain LeRoy, tercatat ada tiga lainnya yang bersama Gubernur Irwandi. Seperti Reenata Korber (warga Austria), William Ozkaptan yang bertindak sebagai Koordinator Badan Narasumber Damai Aceh atau Aceh Peace Resource Center (APRC). Ia juga warga AS. Yang membuat aneh adalah hadirnya seorang pria asal Australia bernama Dr Damien Kingsbury. Track record-nya jelas, dosen senior pada Deakin University ini juga ikut terlibat dalam memerdekakan Timor Timur (kini Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, silam. Ia pun sempat dideportasi oleh pihak imigrasi lantaran masuk ke Aceh lewat jalur ilegal pada November 2007 lalu. Melihat track record-nya dalam memerdekakan Timor Timur, bisa jadi ia punya misi pertolongan yang sama terhadap Aceh.

Tanggal 27 Maret 2008, Tabloid Intelijen menurunkan sebuah laporannya tentang sebuah operasi intelijen internasional bernama Hawk Eye. Hubungannya dengan Aceh adalah operasi ini bakal digelar disini yang berbasis di Pulau Weh, Sabang. Digunakannya Sabang sebagai basis mereka antara lain, karena Sabang memiliki pelabuhan yang akan digunakan sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi ini sendiri dikabarkan bakal melibatkan Badan Intelijen Israel Mossad, CIA, M11, dan Scotland Yard. Salinan agak lengkap tentang mengapa operasi ini harus dilakukan di Sabang adalah sebagai berikut:

“…Mereka mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina menutup pangkalan militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin meningkatnya perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia, pelabuhan ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa negara di Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di Bhosporus, Turki. Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang sangat panjang antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego Garcia-Leghorn, Irlandia. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, karena membutuhkan teknologi satelit dengan menggunakan metode digital pada jaringan yang sangat panjang dan lebar.”

Terlebih lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa pangkalan yang permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh resiko. “CIA, Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang titik-titik Hawk Eye pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan kawan-kawan menaruh harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi alternatif ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya membuka titik pos di Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin milik Rusia. Di Pos Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk Andaman dan Nikobar. Maka harus ada titik lain pada gerbang Samudera Hindia dan Selat Malaka sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa. Tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai jaringan Hawk Eye,” tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini menyudahi penelusurannya.

Dari sumber yang penulis temukan menyebutkan bahwa pengelolaan Pelabuhan Bebas Sabang ini dipegang oleh Dublin Port Company (DPC). Izin yang dikantongi oleh perusahaan asal Irlandia ini bisa saja dijadikan alasan untuk berkomplot melaksanakan operasi ini dengan keempat badan intelijen asing tersebut. Selain itu, perjanjian DPC dengan Pemerintah Sabang ini dinilai dapat merugikan Sabang dan Indonesia, khususnya. Apalagi jika diperhatikan, kata Intelijen, dari berbagai informasi disebutkan bahwa pihak Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) kurang berpengalaman dalam tata laksana pelayaran interkotinental sehingga sangat mudah jika pihak Asing bisa dengan mudah bermain dan tentu saja merugikan kita, Aceh dan nasional.

Apalagi yang membuka kembali Pelabuhan Bebas Sabang ini adalah mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur. Seperti yang kita ketahui, Gus Dur adalah orang yang ingin membuka hubungan perdagangan dengan negara Zionis Israel dan bersahabat dengan negeri yang telah membantai ribuan muslim Palestina itu. Sebagai catatan, pada Mei 2008, Gus Dur mendapatkan Medali Kehormatan (Medal of Valor) karena telah membela Zionisme dengan keterbukaan walaupun ia beragama Islam, yang langsung diberikan oleh Rabi Mervin Hier.

Lewat Menteri Perindustrian dan Perdagangannya kala itu, Luhut Binsar Panjaitan, Gus Dur telah mensahkan Surat Keputusan Menperindag No. 23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001, yang tentu saja melegalkan hubungan dagang dengan negeri teroris itu. Gus Dur sendiri saat masih memimpin negeri ini sempat berkata, permasalahan ini tak perlu dilihat dari unsur agamanya, tapi lihatlah dari kepentingan nasionalnya. Inilah salinan dari surat keputusan yang diterbitkan secara diam-diam dan tak jelas nasibnya sampai saat ini:

Perihal: Surat Keterangan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPP/01/2001 tanggal 10 Januari 2001 tentang Pencabutan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 102/SK/VIII/1967 tentang Pelaksanaan Peraturan-peraturan dibidang Kebijakan Ekspor dan Pemasaran Barang-barang produksi Indonesia.

Perlu disampaikan bahwa saat ini tidak ada lagi hambatan atau larangan secara hukum untuk perusahaan Indonesia melakukan dagang dengan perusahaan Israel dan sebaliknya.

Aceh sendiri termasuk provinsi di Indonesia yang paling kaya akan sumberdaya alamnya. Dan AS sendiri adalah negara yang langsung tanggap memberi pertolongan kepada Aceh saat negeri ini disapu gelombang tsunami. Dan, AS sendiri adalah negara yang paling berdarah tangannya dalam menyerang negeri muslim, seperti Irak, Afghanistan dan Palestina alias memegang predikat sebagai negara kolonialis dan imperialis (penjajah) nomor wahid! Dalam setiap pertolongannya, negeri dua wajah seperti AS dan juga negeri-negeri penjajah lainnya selalu disertai dengan misi lain, yakni menguasai sumberdaya sebuah negeri calon jajahannya tersebut. Kasus Irak bisa kita ambil contoh. Misi sebenarnya AS menyerang Irak, seperti diketahui oleh masyarakat dunia, bukanlah senjata pemusnah massal, tapi adalah minyak. Apakah hal ini juga berlaku untuk Aceh, khususnya dan Indonesia, umumnya? Bisa jadi, karena bagi Barat tak ada yang namanya makan siang yang gratis! (No free lunch!).

Meskipun hal ini dibantah oleh pihak militer AS dan pemerintah Indonesia, namun ada kabar yang beredar kalau sebenarnya AS ingin membangun pangkalan militernya di Sabang. Sabang sendiri adalah sebuah pulau yang sangat strategis bagi perdagangan. Terbukti ketika Belanda (VOC) masih berkuasa di Aceh, negara tersebut ketika menguasai Aceh, sempat membangun pelabuhannya disitu sebagai jalur perdagangannya. Kata “Balohan” yang kini menjadi nama salah satu kota di Sabang, juga diduga kuat berasal dari ucapan orang Belanda kepada kata Pelabuhan di Sabang.

Selain itu dari penuturan mantan pejabat tinggi intelijen Indonesia yang dirahasiakan namanya oleh Herry Nurdi, yang kini menjabat Pemimpin Redaksi majalah Islam Sabili ini mengatakan bahwa AS sejak awal telah menyiapkan proyek Balkanisasi atau memecahbelah Indonesia dengan cara mempersenjatai dan menghidupkan lagi perlawanan separatisme di Aceh. Ini adalah proyek pertama dan akan menyusul proyek lainnya di beberapa daerah di negeri ini, seperti di Ambon, Maluku Utara, Papua dan Riau. Malah, konon, jauh-jauh hari, persenjataan dari pihak luar yang telah disiapkan dan tinggal menunggu perintah dalam daerah-daerah tersebut.

Lantas, siapa arsitek separatisme ini? Tentu saja kelompok Hawkish di dalam pemerintahan AS. Mereka adalah kumpulan orang-orang Zionis Kristen dan tentu saja Zionis Yahudi dan Israel. Orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap Islam dan akan berupaya penuh agar Islam tak akan bangkit lagi karena jika Islam bangkit pasti akan mengganti kepemimpinan sekaligus menghancurkan segala rencana busuk mereka atas seluruh negeri Islam di dunia. Data proyek Balkanisasi dan separatisme di Aceh ini penulis kutip dari buku “Lobi Zionis dan Rezim Bush: Teroris Teriak Teroris” (Hikmah: 2006), hal. 123-124.

Seperti kita ketahui bersama, negeri Paman Sam tersebut hingga saat ini masih dikuasai oleh Zionis Yahudi. Dan yang paling banyak penduduk Yahudinya adalah di kota New York. Sehingga tak salah jika orang-orang Yahudi tersebut menyebut kota ini sebagai “the New Yerussalem.” Dan misi Zionis Yahudi ini adalah seperti yang tertulis pada lembaran belakang uang satu Dolar AS, yakni Novus Ordo Seclorum atau The New World Order (Tata Dunia Baru). Yaitu mendirikan Negara Israel Raya dan setelah negara Israel terbentuk maka misi terakhir mereka adalah mendirikan kembali Kuil atau Haikal Sulaiman di dalam negeri tersebut untuk dijadikan sebagai tempat bertahtanya kembali seorang Kristus (bukan istilah untuk Yesus), raja yang telah lama dinanti-nantikan oleh mereka.

Dunia saat ini pun sedang mereka giring ke arah sana. Apakah Aceh dan umumnya Indonesia juga menjadi target incaran mereka untuk dijadikan basis gerakan The New World Order (Tata Dunia Baru) tersebut? Entahlah, yang jelas misi ke arah sana pasti ada dan tentunya masih sangat terbuka lebar.

Penulis: Abdul Fatah; TTL: Sabang, 10 Oktober 1989; Mahasiswa Jurusan Perpustakaan dan Komunikasi Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry Banda Aceh; Email: abdul.fatah446@gmail.com; Blog: notmisterjeckyll.wordpress.com

Daftar Referensi:

* Rizki Ridyasmara, Fakta Data Yahudi di Indonesia Era Reformasi, Pustaka Al-Kautsar, 2008.
* Rizki Ridyasmara, Gerilya Salib di Serambi Mekkah, Pustaka Al-Kautsar, 2006.
* Herry Nurdi, Lobi Zionis dan Rezim Bush: Teroris Teriak Teroris, Hikmah, 2006.
* ZA Maulani, Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia, Daseta, 2002.
* Tabloid Kontras, Jejak Berdarah Yahudi, 2009.
* Tabloid Intelijen, Pelabuhan Bebas Sabang Lahan Operasi Intelijen Hawk Eye (Artikel), 27 Maret-9 April 2008.
* Modus Aceh, Ambisi Amerika “Menguasai” Aceh, Februari 2008.
* Antara.co.id, Irwandi: George Soros akan Berinvestasi di Aceh, 12 September 2007.
* Sabili, Penguasa Zionis Masuk Aceh (Artikel), 18 Oktober 2007.
* Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 6), 25 Desember 2008.
* Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 7), 4 Januari 2009.
* Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 8), 9 Januari 2009.
* Eramuslim.com, Sukarno, Megawati dan Islam (bagian 5), 12 Maret 2009.
* Eramuslim.com, Sukarno, Megawati dan Islam (bagian 6), 20 Maret 2009.

Dan beberapa sumber yang telah penulis sebutkan di dalam tulisan ini di atas.
Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Kampung Laemate Di Subulussalam

MESIR - Ketika kita mendengar kampung Laemate, pasti yang terpikir dibenak kita khususnya bagi suku Pakpak dan Boang* adalah Air Mati. Karena nama kampung ini diambil dari asal bahasa boang sendiri. Lae yang berarti Air dan Mate berarti mati. Nama kampung ini selalu menjadi pertanyaan bagi masyarakat yang baru mendengarnya. Karena pada dasarnya kampung Laemate adalah kampung yang airnya hidup dan tidak mati.

Lain lagi pendapat perorangan dengan mengatakan bahwa air mati itu benar telah terjadi di kampung Laemate pada masa perang melawan penjajahan Belanda. Sehingga kaum muslimin bisa menyeberangi sungai yang telah beku seperti es. Namun sampai sekarang belum ada data kongkrit asal mula nama kampung Laemate yang dakui oleh sejarah. Tapi yang jelas kampung Laemate adalah termasuk salah satu kampung yang mempunyai sejarah panjang dan penduduk terbanyak di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Kota Subulussalam sampai ke Aceh Singkil.

Sejarah Kampung Laemate.

Kampung Laemate merupakan salah satu daerah yang sangat jauh dari keramaian atau boleh juga dikatakan daerah pedalaman. Karena untuk mengunjungi kampung ini tidaklah mudah, harus menempuh dua jalur darat dan jalur air. Kedua jalur ini wajib ditempuh oleh siapa saja yang ingin mengunjungi kampung tersebut.

Pada awalnya daerah ini bukanlah satu kampung. Tapi hanya segelintir penduduk saja yang tinggal di kawasan ini. Namun dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan bercocok tanam maka dibuatlah suatu perkampungan yang diberi nama Laemate.

Kampung ini sudah ada sejak zaman Belanda. Bahkan jauh sebelum kedatangan penjajahan Belanda, kampung ini juga sudah ada. Bukti ini bisa dilihat dari adanya bangunan rumah tua, makam-makam para syuhada terdahulu dan lain-lain. Dan di desa ini juga tidak jauh dari makam Syeikh Hamzah Al-Fansuri seorang ulama besar pada zaman dahulu kala. Terletak di kampung Oboh yang sampai saat ini masih kokoh dan berdiri dengan megahnya.

Pada zaman dahulu, penduduk di wilayah Singkil yang sekarang telah mekar menjadi Kota Subulussalam hanya memiliki jalur transportasi air untuk menghubungkan ke daerah lain. Walaupun bisa ditempuh dengan jalan kaki, tapi jaraknya yang terlalu jauh membuat masyarakat wilayah ini menggunakan jalur air sebagi penghubung utama dengan daerah lain. Sehingga, untuk menuju Kota Medan, Sumatera Utara harus menempuh perjalanan berminggu-minggu lamanya.

Melalui jalur ini penduduk yang ingin ke Medan bisa menempuh tranportasi air dengan melawan arus hingga ke daerah Alas dengan perahu tanpa mesin alias dayung pada masa itu.

Dari Alas (Aceh Tenggara) saat ini.. Bisa langsung menuju daerah Karo, dari Karo inilah nafas segar sudah mulai bisa dirasakan, Karena daerah ini tersedia jalan untuk menuju Kota Medan dengan mudah dan cepat. Bisa anda bayangkan bagaimana sedih dan capeknya nenek– nenek kami dahulu? Namun itulah perjuangan hidup.

Kampung Laemate juga tidak asing lagi bagi daerah Aliran sungai (DAS), karena kampung ini merupakan daerah terpanjang dan terpadat penduduknya di sekitar aliran sungai, Bahkan sampai saat ini tercatat penduduknya lebih dari seribu orang. Hidup bermasyarakat dalam menjalankan adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari.

Penghasilan Penduduk.

Penghasilan utama penduduk kampung Laemate adalah bertani. Dan ini merupakan mata pencaharian pokok dari masyarakat setempat. Sehingga nama bulan dikarang oleh penduduk kampung ini tanpa melenceng dari makna 12 bulan yang ada di dunia ini.

Misalnya saja bulan Ramadhan. Penduduk di kampung ini menyebutnya dengan bulan Puasa. Begitu juga Syawal disebut bulan Khe Khaya yang berarti Hari Raya, dan banyak lagi istilah di kampung-kampung. Nama pengalihan bulan seperti ini, khususnya di Laemata sendiri adalah untuk menyesuaikan dengan keadaan alam dalam bercocok tanam. Karena dalam bertani harus mempunyai bulan tertentu.

Bila salah dalam menanam maka banjir akan datang, sehingga penghasilan masyarakat bisa jadi akan hilang dan lenyap. Karena daerah aliran sungai sudah menjadi kebiasaan banjir setiap tahunnya dan di bulan-bulan tertentu.
Selain bertani, daerah ini juga terdapat penghasilan yang lain dan bisa menambah pendapatan penduduk setempat, seperti, karet, ikan, kelapa, kayu dan komoditas hasil bumi lainnya.

Pendidikan.

Tidak kalah saingnya juga, kampung ini telah mempunyai sarana pendidikan seperti sekolah dasar (SD) dan Pesantren “Hubbul Wathan.” Di setiap pelosok sampai nan jauh ke ujung kampung, anak-anak terlihat dengan semangat belajar pagi dan sore.

Pagi hari mereka pergi ke sekolah dasar dan siangnya belajar di pesantren. Biasanya kalau sudah mendapat Ijazah setingkat Ibtidaiyah atau SD, kebanyakan para siswa/i melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan pindah keluar daerah.

Pesantren di kampung ini sudah berumur lebih kurang 25 tahun, dan ini menjadi kebanggaan di suatu kampung yang bisa dengan bahu membahu dan gotong royong bersama membangun sebuah tempat belajar pendidikan agama.

Selain pesantren, sarana pengajian khusus kaum bapak dan kaum ibu juga tersedia di berbagai tempat, dan ini merupakan kewajiban bagi Mareka untuk mengikutinya demi memahami agama Allah. Seperti Thariqat Naqsabandiah, amalan khalwat suluk, dan diringi dengan pengajian amalan dan tata cara shalat, serta amalan penting lainnya terhadap kaum bapak dan ibu di kampung ini.

Jika melirik kembali ke masalah pendidikan. Tercatat dalam sejarah kampung ini, banyak siswa/i yang menuntut ilmu keluar di berbagai tempat di daerah lain. Mereka juga telah menghasilkan banyak kader khususnya di bidang agama. Seperti belajar ke Pesantren Tanah Merah, kuliah di Fakultas STAIS Kota Subulussalam, USU atau IAIN Medan, IAIN Banda Aceh, UGM Jogjakarta, dan bahkan ada yang sudah sampai menembus ke Benua Afrika, di Mesir.

Hal ini sangat menjadi dukungan dan motifasi ke depan bagi para para orang tua untuk memberikan motifasi anak-anak mereka demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Adat Istiadat.

Budaya dan adat istiadat merupakan salah satu ciri khas di manapun suatu penduduk itu tinggal. Dan masing-masing penduduk mempunyai adat istiadat yang berbeda, walaupun di sana-sini kita menemui ada sejumlah persamaan, namun persamaan itu pastinya mempunyai perbedaan.

Kampung Leamate mempuanyai adat istiadat tersendiri. Seperti dalam hal meminang, terlihat dari kaum laki-laki harus membawa beberapa peralatan kampung yang dibalut dengan kain berkilat. Di dalam kain itu tersedia sirih, tempat kapur yang terukir indah, rokok, dan lain-lain. Ini nantinya akan dihidangakan di depan keluarga mempelai perempuan untuk makan sirih atau merokok di sela-sela bercerita dan bersendagurau.

Selain itu, terdapat juga Tari Dampeng. Tari Dampeng ini merupakan tarian adat di wiliyah Kota Subulussalam dan Aceh Singkil. Bila mana ada suatu pesta tanpa dihibur dengan Tari Dampeng sepertinya acara pesta tersebut kurang sempurna dan tari ini merupakan bumbu dalam setiap acara pesta pernikahan dan sunat rasul.

Desa Laemate Sudah Mati ?

Mungkin ucapan ini sangat aneh bila kita mendengarnya. Tapi inilah fakta yang harus ditangisi. Dengan deraian air mata pada tahun 2002 sekitar tanggal 20 bulan??? kampung ini harus ditinggalkan oleh penduduknya sampai sekarang. Bukan kesengajaan dan keinginan untuk meninggalkannya, tapi inilah taqdir Allah Yang Maha Kuasa.

Aceh dengan tuduhan separatisnya yang selalu dilontarkan oleh Indonesia Jawa pada masa itu membuat penduduk Laemate harus mengungsi. Karena untuk bertahan hidup tidak mungkin lagi. Perang berkecamuk antara GAM dan RI. Tidak ada jalan kecuali mengungsi. Hal yang serupa juga dialami oleh kampung tetangga. Bahkan saat itu tercatat lebih dari 18 kampung yang harus segera ditinggalkan oleh penduduknya.

Jadilah Kampung Laemate Baru.

Setelah teromabang-ambing lebih dari 6 bulan dapatlah satu kesimpulan bahwa masyarakat Kampung Laemate baru mendapatkan setapak tanah untuk membangun kembali rumah untuk bertahan hidup dan tentunya membangun sebuah kampung mereka yang dimulai dari nol. Kampung yang dulunya mereka miliki dengan dihiasi keindahan masjid, sarana sekolah, musalla dan lain-lain. Namun saat ini semua dihiasi dengan ranting-ranting pohon dan daun-daun yang masih segar dan harus diratakan dengan tanah.
Namun, di balik semua kisah ini tersimpan banyak hikmah dan pelajaran khususnya bagi masyarakat Kampung Laemate sendiri.

Demikianlah sebuah kisah suatu kampung yang sangat jauh dari perkotaan, Namun kesabaran untuk bertahan hidup saat ini kampung tersebut sudah mulai membangun, baik dari pemberdayaan masyarakat, pembangunan sarana sekolah, jalan umum, masjid, mushalla, pembangunan rumah penduduk, baik dari BRR maupun dari BRA. Dan banyak lagi bantuan yang lain telah diberikan oleh pemerintah kepada penduduk Laemate tersebut. Dan semoga kampung ini bisa menjadi kampung yang amar makruf dan nahi munkar.

Note - Suku Boang adalah suku mayoritas di Kota Subulussalam. Di Laemate sendiri hanya terdapat suku Boang saja. Sedangkan suku Pakpak termasuk salah satu suku yang ada dikota Subulussalam.. Selain suku tersebut masih banyak suku yang lainnya seperti Aceh, Padang, Jame dan lain-lain.

Penulis adalah Malim Sempurna Aktivis World Acehnese Association ( WAA )
Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Rabu, 29 Juli 2009

Wajah - Wajah Perabadan Aceh

Wajah, bahasa, hingga berbagai jenis makanan di Nanggroe Aceh Darussalam dipengaruhi juga oleh Negara Timur Tengah, India dan beberapa daerah di Sumatra. Dalam bidang Agama, Islam merupakan Agama mayoritas, dan merupakan Propinsi penganut Agama Islam terbesar di Indonesia. Karena pada zaman dahulu, Aceh dikenal sebagai Tempat Pertama Penyebaran Agama Islam di Nusantara, juga pada masa lampau orang-orang yang akan menunaikan Ibadah Haji di kumpulkan di Aceh terlebih dahulu untuk diberangkatkan ke Mekkah, sehingga Aceh terkenal sebagai "Serambi Mekkah".

Dikarenakan Agama Islam yang begitu dominan didaerah ini, maka sedikit banyaknya berpengaruh pada bidang kehidupan Masyarakat di NAD, antara lain aturan pemakaian jilbab untuk busana wanita Islam di wajibkan disini.

Dalam bidang Kebudayaan, Provinsi NAD sendiri terdapat banyak sekali suku-suku Aceh yang tersebar di berbagai Kabupaten/Kota di Provinsi NAD, dan tentunya melahirkan kebudayaan yang beraneka-ragam, dari jenis bahasa, adat-istiadat, hingga beraneka-ragam kesenian daerah.

Suku-suku di Provinsi NAD tersebut antara lain yaitu:

1. Suku Aceh dengan bahasa Aceh, yaitu penduduk dari Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen.

2. Suku Aneuk Jamee dengan bahasa Aneuk Jamee yang terdengar seperti bahasa Minang, yaitu penduduk dari Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya, dan Kabupaten Nagan Raya.

3. Suku Kluet, yang mendiami sebagian kecil dari Kabupaten Aceh Selatan, yaitu Kluet Utara, Kluet Selatan, Kluet Tengah dan Kecamatan Kluet Timur.

4. Suku Tamiang dengan bahasa Aceh Tamiang yang hampir seperti bahasa Melayu, yaitu bahasa dari penduduk di Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Timur, dan Kota Langsa.

5. Suku Gayo, dengan bahasa Gayo dari penduduk Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tengah (Takengon), dan Kabupaten Bener Meriah.

6. Suku Alas, yaitu bahasa Alas dari penduduk Kabupaten Aceh Tenggara.

7. Suku Haloban, dari penduduk Kabupaten Aceh Singkil Kepulauan (Pulau Banyak).

8. Suku Julu termasuk kelompok suku pak pak boang, yaitu penduduk dari Aceh Singkil daratan dan Kota Subulussalam. Suku pak pak boang berasal dari Sumatra Utara.

9. Suku Devayan, yaitu penduduk yang mendiami Pulau Simeulue di Kecamatan Teupah Barat, Teupah Selatan, Simeulue Timur, Simeulue Tengah dan Salang.

10. Suku Sigulai, yaitu penduduk yang mendiami Pulau Simeulue bagian utara, yaitu kecamatan Simeulue Barat, Kecamatan Alafan, dan juga mendiami sebagian desa di Kecamatan Salang, Kecamatan Teluk Dalam, dan juga Kecamatan Simeulue Tengah.

Jenis makanan di NAD pada umumnya cenderung pedas (spicy), dan banyak menggunakan rempah-rempah (bumbu masak) yang kuat, sehingga cita rasanya sangat khas, seperti gulai itik, sayur pliek u, ataupun gulai aceh asam sunti. Ada pula makanan yang berasal dari India, seperti masakan kari (kare) dan roti cane, serta beberapa masakan khas dari kabupaten/kota di Provinsi NAD lainnya.

sumber : http://www.visitaceh.com/
Untuk Selanjutnya Klik di Sini

Pengembangan Kota Subulussalam

Tolak ukur kemajuan suatu daerah umumnya dinilai dari tingkat kemajuan sektor industrinya, karena sektor industri memberikan nilai tambah cukup tinggi dan sekaligus memberikan kesempatan kerja yang baru sehingga dianggap merupakan motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Begitu strategisnya peranan sektor industri dalam memajukan perekonomian suatu daerah sehingga sangat wajar bila setiap daerah, apalagi kota Subulussalam, yang belum berumur satu tahun, berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan sektor industrinya agar bisa menjadi salah satu tumpuan utama perekonomian, setelah hasil hutan terutama kayu, habis dibawa berenang ke negeri matahari terbit.

Faktor Pendukung

Mewujudkan Subulussalam sebagai kota industri kiranya bukanlah hal yang mustahil, karena adanya beberapa faktor pendukung yang sangat berperan untuk mencapai cita-cita tersebut antara lain:

1. Sumber Daya Alam:
Tanah Subulussalam sangat subur dan kandungan sumber daya alamnya dapat dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam rangka menumbuh-kembangkan industri yang berbasis sumber daya alam tropis, seperti hutan tanaman keras (tanaman perkebunan, sawit, karet, kakao dan lain-lain).
Apabila hutan tanaman keras ini dikelola secara baik sangat potensial mendukung tumbuhnya industri yang tangguh di kota Subulussalam. Tanah Subulussalam juga sangat subur untuk ditanami tanaman muda seperti jagung, ubi-ubian, padi, nilam, dan lain-lain yang dapat di jadiakan bahan baku sektor industri.

2. Faktor Geografis:
Subulussalam yang terletak pada posisi lintasan (Simpul), dan pintu gerbang bahagian barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menuju Kota Medan, merupakan posisi yang strategis ditinjau dari sudut pandang terhadap pusat perdagangan dan pengembangan industri yang mungkin diraih.

3. Sumber Daya Manusia:
Dalam pembangunan ekonomi yang kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok, maka sumber daya manusia menempati posisi yang sangat sentral. Penduduk Kota Subulussalam yang berjumlah 62 juta jiwa tidak saja dapat merupakan modal bagi tumbuhnya industri yang berbasis tenaga kerja, tetapi juga pendukung bagi tumbuhnya sektor industri yang berbasis pada Iptek. Peluang itu akan semakin memiliki keunggulan yang kompetitif, bila didukung juga dengan adanya kualitas tenaga kerja yang memadai melalui peningkatan keterampilan teknis, keahlian profesional serta pembinaan kemampuan dalam masyarakat yang dilakukan secara terus menerus.

Akan tetapi dalam kenyataannya, potensi sumber daya manusia warga Subulussalam belum terdayagunakan secara maksimal. Hal ini terlihat dari rendahnya produktivitas tenaga kerja karena rendahnya tingkat pendidikan atau pelatihan yang diperoleh pada sebagian masyarakat. Pembangunan sektor industri akan membuka lapangan kerja bagi puluhan ribu penduduk kota Subulussalam. Oleh karena itu dari sekarang diperlukan adanya upaya-upaya untuk meningkatkan tenaga kerja yang lebih berkualitas dan produktif, sehingga tenaga kerja yang dihasilkaan nantinya tidak saja merupakan tenaga kerja yang memiliki kesungguhan kemperatif, tetapi juga keunggulan kempetitif.

4. Sarana dan Prasarana Penunjang:
Penulis yakin bahwa Pemerintah Kota Subulussalam mempunyai hasrat yang sangat kuat untuk mewujudkan Subulussalam yang subur sebagai Kawasan Industri Baru (KIB) karena memiliki peluang besar. Untuk mewujudkan impian itu maka sejak awal diperlukan adanya perencanaan yang matang dalam rangka mewujudkan tersedianya prasarana, sarana dan jasa penunjang yang memadai seperti, jalan raya, transportasi, pergudangan, energi listrik, persediaan air bersih, telekomunikasi, lahan peruntukan industri dan kawasan industri serta jasa penunjang lainnya (antara lain litbang industri, uji mutu barang dan konsultan).
Upaya-upaya ke arah itu telah tampak dari alokasi anggaran yang lebih besar untuk pembangunan infrastruktur terutama jalan dan kegigihan walikota mengundang investor untuk membangun energi kelistrikan di Subulussalam. Kampung-kampung yang belum memiliki fasilitas perhubungan/transportasi yang memenuhi syarat supaya dibenahi.

5. Kekayaan Seni Budaya:
Masyarakat Kota Subulussalam merupakan masyarakat yang heterogen, beragam suku, bahasa dan adat istiadat yang ada di masyarakat merupakan potensi bagi persatuan dan kesatuan menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Dalam kaitan dengan pengembangan industri di daerah maka banyaknya etnis atau budaya tersebut dapat memacu berkembangnya, serta harus bisa diberdayakan untuk meningkatkan nilai tambah industri kecil dan menengah seperti industri barang seni, batu mulia, keramik hias, industri makanan dan minuman dan lain sebagainya sesuai dengan potensi daerah. Demikian juga adanya berbagai seni tari daerah Kota Subulussalam, dapat merupakan penunjang bagi perkembangan pariwisata, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta minat untuk membeli produk-produk kerajinan/barang seni.

6. Profesionalisme Birokrasi:
Walikota dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang membidangi urusan pemberdayaan ekonomi rakyat harus melakukan pembinaan terhadap dunia usaha industri. Budaya penguasa harus diubah menjadi budaya pelayanan publik yang lebih bersifat memfasilitasi. Kondisi ini seiring dengan langkah pembaharuan kebijakan sistem politik administrasi dari arah sentralisasi menuju otonomi daerah. Hal ini membawa dampak positif pada penyelenggaraan program pemerintah dan pembangunan secara keseluruhan termasuk sektor industri. Dengan otonomi daerah maka Subulussalam dapat mengembangkan kreativitasnya, serta membangun daerahnya sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian diharapkan Pemerintah Kota Subulussalam dapat mempercepat pembangunan sektor industri sehingga dapat segera menampung tenaga kerja demi kesejahteraan rakyat. Sekaitan dengan itu pula jajaran Pemerintah Kota Subulussalam harus merupakan birokrasi yang bersih, profesional, transparan, pro bisnis dan fasilitatif.
Otonomi daerah menjadikan Subulussalam menjadi unit ekonomi yang mandiri dan jajaran birokrasi harus menyadari tanggung jawabnya dalam pengembangan ekonomi. Di sinilah pemerintah kota harus mengubah dirinya menjadi tidak hanya unit administrasi pemerintahan tetapi juga unit perekonomian daerah.
Justru itu, APBD harus dilihat lebih sebagai anggaran daerah, tidak hanya anggaran pemerintah daerah artinya alokasi untuk belanja pelayanan publik dan dalam rangka menggerakkan sektor riil terutama UKM dan IKM harus lebih besar daripada belanja aparatur. Walikota dan jajarannya hendaklah mempunyai visi dan berjiwa wirausaha serta mampu menciptakan kebijakan ekonomi lokal yang berkesinambungan.

Kesimpulan
1.Perlu disadari bahwa membangun industri di Kota Subulussalam sesungguhnya adalah kerja bersama. Industri akan tumbuh dan berkembang di Subulussalam apabila sektor ekonomi lainnya berperan serta aktif dalam bentuk penyediaan infrastruktur fisik dan nonfisik yang sangat dibutuhkan oleh industri. Komitmen bersama antara SKPD bidang pemberdayaan ekonomi rakyat adalah kata kunci dalam membangun industri di daerah dan koordinasi yang efektif antara berbagai sektor adalah suatu hal yang mutlak untuk berhasilnya upaya bersama ini.

2.Pemerintah Kota harus mempunyai kebijakan strategis jangka panjang di bidang industri, jangan hanya kebijakan yang cenderung reaktif dan jangka pendek tanpa platfom yang jelas, mengenai bagaimana arahnya di masa mendatang. Oleh karena itu perlu kajian-kajian yang mendalam dan komprehensif melalui seminar untuk selanjutnya ditetapkan dalam sebuah peraturan daerah (Qanun).
Untuk Selanjutnya Klik di Sini
WELLCOME TO SUBULUSSALAM CITY NEWS- NAD SEMOGA DAPAT MENAMBAH WAWASAN ANDA TENTANG SUBULUSSALAM CITY

Mengenai Saya

Foto saya
Subulussalam, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia

Pengunjung Dari


counter

Curhat Di Bawah


ShoutMix chat widget

Hukum Cambuk Di Nanggroe Aceh

Apa Yang Menarik di Blog Ini?

Silahkan Gabung Yok Sobat!!

Template by Layout4all & Abdul Munir | blog Blogger Templates